Senin, 04 Desember 2017

Menjadi Penggemar K-pop

 
image from https://korea.iyaa.com
Fangirling, bias, army, exo-L..

Anak-anak cewek penggemar K-Pop pasti tau dengan istilah-istilah itu. Sebagai anak yang lahir tahun 90an tentu saja nggak ada yang bisa ngalahin Super Junior terutama Siwon (I’m ELF) hahaha. Oke, sebenarnya sedikit penasaran dengan beberapa postingan beberapa siswi di sosial media mereka tentang MAMA (Mnet Asian Music Award). Alhasil, aku download di youtube beberapa video acara tersebut. Tenyata MAMA adalah acara penghargaan musik di Korea selatan yang disiarkan M-net setiap tahunnya.

Aku bukan K-Popers addict yang selalu nontonin aksi panggungnya para boyband korea sih. Sesekali, aku menikmati aksi tari dan video klip boyband/girlband Korea yang unik. Cewek-cewek cantik yang imut dan cowok-cowok cantik yang keren. Mereka mengemas suatu karya sedemikian rupa sehingga mengundang decak kagum siapa pun yang melihatnya.

Sebagai seorang Kristen, boleh nggak sih punya bias/idola? Boleh nggak kita melakukan kegiatan fangirling (nontonin aksi konser)?

Menurutku, Tuhan yang menciptakan dunia ini adalah Tuhan yang juga penyuka seni termasuk musik. Lihat saja semua ciptaannya yang begitu indah dan tak tertandingi. Aku rasa nggak ada yang bisa mengalahkan seleranya Tuhan dalam hal seni.

Ketika aku melihat tayangan-tayangan video di youtube, aku terkagum dengan visual panggung yang keren, penataan lampu, suara dan tarian mereka yang mempesona. Tapi ada beberapa hal yang terkadang kita sebagai fangirling perlu sadari dan ketahui:

Makna dan tujuan setiap karya seni itu penting
Apa arti lagu itu? Untuk apa lagu itu dibuat? Oke, kalau mau cari artinya kan tinggal pakai google translate tapi kalau tujuan lagu itu dibuat gimana cara taunya? Nah. Sudah dibilang diawal yah guys, aku juga suka dengar lagu-lagu sekuler bahkan K-POP. Tiap-tiap orang punya batasannya sendiri

Kamis, 30 November 2017

Dear No One

Ketika aku mengalami pengalaman bersama Allah, aku selalu bertanya-tanya bagaimana pengalamanmu bersama Allah.

Aku berdoa untukmu, semoga kau menyadari bahwa kau tidak pernah sendirian.
Ketika kau menangis disudut ruangan kamar.
Ketika kau tertawa bersama rekan-rekanmu.
Aku berdoa supaya kau mengalami kasih-Nya yang memuaskan.
Aku berdoa supaya Kau menjadi penuh dan utuh di dalam Allah saja.

Aku ingin kau tau bahwa bagiku tidak masalah jika harus menunggu.
Kurasa kita juga sama-sama setuju.
Bahwa waktu adalah sepenuhnya ada ditangan Allah.
Bahwa rencananya selalu sempurna.
Aku berdoa supaya kita menantikan pimpinan Allah.
Untuk tinggal diam dan mendengar suara-Nya.

Disaat Kita Perlu Jujur Kepada Diri Sendiri dan Allah


Di saat ketika aku merasa sendiri, Tuhan mengingatkan aku bahwa Dia tidak pernah meninggalkanku. Beberapa hari lalu aku menyadari sisi kemanusiaanku, bahwa aku tidak bisa seterusnya berpura-pura kuat. Aku tidak bisa seterusnya tampil sempurna. Itu sangat melelahkan. Di hari ketika aku jujur dihadapan Allah atas apa yang aku rasakan, aku merasa bebas. Meski ketakutan dan kekhawatiran itu tak sepenuhnya sirna, namun Tuhan mengingatkan aku kembali bahwa aku begitu dicintai.

Tidak ada yang jauh lebih baik selain berada di dalam hadirat Allah dan menjadi apa adanya. Kita bisa berpura-pura dihadapan manusia, tapi tidak dihadapan Allah Sang Pencipta kita. Bagaimana pun, Dia menerima kita sepenuhnya. Yang perlu kita lakukan adalah menerima diri kita sendiri apa adanya. Aku mengakui dan menerima kenyataan bahwa ternyata aku memiliki kelemahan. Aku mengakui semuanya dihadapan Allah, perasaanku, keinginanku, berharap aku bisa mengerti, mengapa aku seperti itu? Sungguh, menerima diri sendiri apa adanya bukanlah sesuatu yang mudah.

Rabu, 29 November 2017

Di Hari Ulang Tahunku


Hari ini aku 24 tahun. Ada banyak hal yang aku sadari telah berubah. Aku sadar bahwa aku adalah manusia yang senantiasa perlu anugrah Allah. Aku sadar bahwa mengakui kelemahanku dihadapan Allah adalah sumber kekuatanku. Berhenti mencoba menjadi sempurna dan menyadari bahwa aku tidak bisa menyenangkan semua orang bahkan terkadang memuaskan ekspektasiku terhadap diri sendiri. Aku sadar bahwa menjadi berkat bukan berarti menjadi orang yang penting, tapi bagaimana menganggap orang lain itu penting. Dari semua hal yang telah terjadi selama usiaku yang hampir seperempat abad ini, aku bersyukur Allah tidak pernah meninggalkan aku. Untuk kasih-Nya yang besar yang memampukan aku menjalani hari-hariku. Dia yang selalu bersabar kepadaku tiap kali aku menanyakan keberadaan-Nya bahkan ketika aku telah menulis seperti ini. Aku tidak selalu bisa merasakan keberadaan Tuhan. Aku terkadang tidak bisa mengenali perbuatan-Nya. Tapi aku tau, keinginanku untuk mengenal-Nya itu Dia ketahui dan aku tau bahwa Tuhan selalu ada bahkan begitu dekat meskipun aku tidak bisa merasakannya.


Aku akan terus berjalan, menyadari bahwa Allahlah yang memampukanku untuk melakukannya. Tidak ada yang jauh lebih indah dari penyertaan-Nya. Bahkan ketika aku tidak tau apa yang sedang aku minta, Tuhan bersabar dan mengajarkanku arti percaya. Semoga aku dalam segala kekurangan ini mampu untuk menyatakan kasih kepada setiap orang yang ada disekitarku. Untuk terus melayani karena aku telah terlebih dahulu dilayani. Terimakasih Tuhan untuk kasih-Mu yang tak terkatakan. Mengenal-Mu adalah anugrah terindahku. 

Rabu, 18 Oktober 2017

Kenapa Bisa Galau?

image from www.unsplash.com

Galau bukan hal yang asing ditelinga kita terutama bagi para remaja, istilah galau sering digunakan ketika mereka lagi sedih. Bahkan orang  yang usianya bisa dikatakan dewasa pun, bisa mengalami galau. Aku juga pernah galau, bahkan mungkin akan galau lagi dikemudian hari (haha). Dari galau level 1 sampai level 10 aku pernah mengalaminya. Itu kenapa aku perlu menulis ini, sehingga aku bisa mengingatkan diri aku sendiri.  Bukannya bangga, tapi sekarang aku menyadari kenapa aku diijinkan mengalami pahit-asinnya galau itu.

Kenapa sih kok kita bisa galau?

1.     1.  Allah bukan jadi yang utama
Kita menginginkan hal lain selain kehendak Tuhan, itu alasan utama kenapa galau bisa merundung kita. Memang bukan hal yang mudah menyelaraskan keinginan kita dengan keinginan Tuhan, aku tau

Drama Korea dalam Kehidupan Remaja Kristen

image from www.soompi.com

Jalan cerita yang menarik dan aktor/artis yang rupawan merupakan daya tarik tersendiri dari drama Korea. Hingga saat ini mungkin sudah puluhan drama Korea yang aku tonton. Aku suka menonton drama Korea yang bergenre romantis dan komedi. Semua berawal ketika SMA, drama Korea pertama yang aku sukai adalah Dream High. Drama yang menceritakan tentang pencarian jati diri seorang remaja SMA itu membuatku semangat untuk juga meraih mimpi. Kemudian aku mulai mengidolakan beberapa aktor Korea dan mendengarkan lagu-lagunya berulang-ulang. Terkadang aku begitu tenggelam dalam chemistry yang diperankan oleh dua sejoli di drama tersebut dan mulai berkhayal bagaimana jika aku menjadi sang pemeran utama.

Setelah aku bertobat dan mengenal Kristus secara pribadi, aku masih menyempatkan diri untuk menonton drama Korea diwaktu senggangku. Namun seiring berjalannya waktu aku menyadari ada beberapa hal  tentang drama Korea yang dapat mengganggu pertumbuhan imanku jika aku tidak bijaksana menyikapinya.

Berikut 5 hal akibat menonton drama Korea yang menurutku dapat menggangu pertumbuhan iman:

1.     1.  Kehilangan semangat untuk bersekutu dengan Tuhan
Karena jalan ceritanya yang membuat penasaran aku ingin terus menonton drama Korea sampai

Rabu, 04 Oktober 2017

Keinginan

Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri
Dan tidak semua keinginan berasal dari Allah
Semakin aku menyadarinya
Semakin aku merasa kegilaan menyerangku
Ini tidak masuk akal

Andai hati bisa mengerang
Akan seperti apa suaranya?
Hanya membisu disudut ruang
Menguap oleh panasnya logika
Ini tidak masuk akal

Selasa, 08 Agustus 2017

Penantian


Penantian
Apakah bisa dikatakan menanti jika tau apa yang dinanti?
Gejolak tanya masih tetap ada ketika menatap langit
Biru
Namun kadang juga kelabu
Seperti langit, kadang begitu pula hatiku
Dalam penantian yang kadang seru kadang lesu
Senja meninggalkan desah
Berharap esok diri ini tidak lelah atau bahkan menyerah
Jangan ada ragu dalam jingga
Karena saat malam pun kita bisa membuat cahaya
Masih ada harapan untuk melihat pagi bersama
Seteguk teh di beranda
Juga desah 'amin' disetiap doa

Aku tak tau siapa yang kunanti
Atau kapan waktunya berhenti

Rabu, 02 Agustus 2017

Ketika Aku Merasa Sepertinya Tuhan Tidak Tau Apa yang Dia Lakukan

Image from www.freepik.com
Pernahkah kamu merasa bahwa Tuhan tidak melakukan sesuatu yang seharusnya Dia lakukan?
Oke, mungkin ini terdengar sangat sesat, tapi aku sering kali merasakannya.
Aku bergumul dalam pikiranku, merasa bahwa aku tau apa yang terbaik untuk diriku. Terkadang aku protes, mengapa Tuhan tidak mengijinkan segala sesuatu berjalan sesuai skenarioku?

Tuhan, apa dia orangnya?
Tuhan, aku rasa dia orang yang tepat.
Tuhan, mengapa dia tidak begini? seharusnya begini... begitu, kan...

Aku tidak tau bagaimana ekspresi Tuhan ketika bekali-kali mendengarkanku seperti itu. Mungkin Dia ingin menutup mulutku sambil berkata, diamlah, kamu tidak tau apa-apa!
Aku sadar, aku sering kali bersikap bahwa Tuhan tidak tau apa-apa. Padahal Dia adalah TUHAN.
Ya, aku tau.

Senin, 31 Juli 2017

Kapan Waktu yang Tepat untuk Pacaran?

Image from www.freepik.com
Kita semua pasti memiliki keinginan. Sebagai manusia yang berupa darah dan daging, munculnya rasa ingin akan sesuatu adalah kewajaran. Kita ingin coklat hangat saat cuaca sedang hujan dan dingin, kita ingin meneguk segelas es jeruk ketika cuaca panas, kita bahkan ingin dipeluk ketika sedang sedih atau membanting pintung ketika sedang marah. Keinginan-keinginan itu ada dalam diri kita dan bahkan kita tidak tau mengapa kita mengingininya. Kita akhirnya sadar, alasan mengapa kita mempunyai keinginan, karena kita adalah manusia. Keinginan itu yang membuat Adam merasa tidak ada satu pun hewan di taman Eden yang sepadan dengan dia, dia perlu sesuatu yang lain. Keinginan juga yang membuat Hawa memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat. Ada banyak jenis keinginan, salah satunya keinginan untuk memiliki pacar.
Mari kita bicara dengan jujur. Tidak ada manusia yang tidak menyukai lawan jenis ketika mereka telah akhil balik. Berdasarkan pengalaman saya pribadi, saya mulai menyukai seseorang ketika kelas 3 SD itu berarti ketika saya berumur sekitar 9 tahun. Setiap orang pasti memiliki seseorang yang disukai dan menginginkannya untuk menjadi pacar. Setidaknya itulah yang diajarkan oleh
lingkungan kita ‘Apakah ada yang kamu sukai di kelas? Kamu aneh kalau tidak menyukai siapa pun’ , ‘Aku menyukai dia, karena dia keren dan tinggi, kalau tipemu yang seperti apa?’

Kamis, 13 Juli 2017

Mencintai Manusia yang Berdosa

Kelompok Tumbuh Bersama
Kali ini saya tergerak untuk menulis tentang kasih. Jika ada sebuah pertanyaan 'Bagaimana kita bisa mengasihi seseorang yang sebenarnya tidak layak?' atau pertanyaan 'Apa yang dia lakukan telah membuatku kecewa, aku bahkan sulit untuk menghormatinya. Bagaimana bisa aku mengasihinya?'

Untuk menjawab semua pertanyaan itu, saya perlu waktu untuk merenung dan berpikir keras. Apakah benar-benar ada orang yang layak untuk dicintai? Jawabannya adalah tidak ada. Baik saya maupun anda, kita semua sebenarnya tidak layak untuk dikasihi. Kita adalah manusia yang berdosa. Sebaik apapun kita, pasti ada suatu kesempatan bagi kita untuk berbuat dosa dan menyakiti orang lain.
Tidak ada yang layak.

Namun kita mau mengingat pada pengorbanan Kristus di kayu salib. Dia yang sempurna dan agung rela untuk menunjukkan kasihnya kepada kita yang sangat tidak layak memperolehnya. Kita telah dikasihi dengan kasih yang sempurna.

Lalu mengapa seringkali pertanyaan 'mengapa  aku harus mengasihinya?' seringkali terngiang dipikiran kita? Kita sering kali ingin memilih untuk untuk menyimpan kesalahan orang lain dan mengabaikan mereka. Kita tersakiti dan tidak mampu mengampuni. 

Senin, 13 Maret 2017

3 Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Memiliki Gebetan

Sebagai seorang lajang tentunya wajar jika kita akhirnya memiliki gebetan. Ketika kita mulai tertarik pada orang lain, kita pasti ingin tau banyak tentangnya lalu mulai beraksi layaknya FBI dan mulai mengamati dia bahkan mengintip semua sosial medianya. Saya rasa memiliki gebetan bukan hal yang salah. Ketika saya menulis tentang “Tipe” saya tergerak untuk kemudian menuliskan tentang hal ini, yaitu bagaimana jika kita memiliki seratus seorang  gebetan?

Nafsu Jatuh cinta pada pandangan pertama kebanyakan selalu terjadi ketika yang menjadi fokus utama kita adalah fisik. Saya pribadi kurang setuju dengan ungkapan cinta pada pandangan pertama ini karena menurut saya cinta yang akan berdiri teguh tidak sekedar dibangun dari ketampanan atau kecantikan seseorang. Namun tidak menutup kemungkinan jika itu merupakan karunia dari Tuhan kamu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan calon pasangan hidupmu lalu menikah dengan dia. Tapi sekali lagi, jatuh cinta karena fisik adalah dasar yang sangat amat rapuh untuk membangun sebuah hubungan.

Inilah tiga hal yang dapat membantumu ketika kamu memiliki gebetan

Perhatikan cara dia bersikap, berbicara dan memperlakukan orang lain

Saya pun akan dengan mudah mengagumi ketampanan seorang pria namun itu hanya sebatas seperti mengagumi sebuah lukisan di sebuah pameran seni. Ya, siapa yang tidak menyukai keindahan? Tuhan menciptakan keindahan di dunia ini (alam, manusia, musik, seni) untuk bisa membuat kita merasa bahagia dan takjub. Namun selayaknya Allah, keindahan sejati tidak dapat dilihat, disentuh, atau di dengar, keindahan sejati dapat kita rasakan melalui hati.

Selasa, 07 Maret 2017

Ingatkan Kami pada Salib

Diriku menatap pada salib
Dalam diriku yang halus dan ringan
Meski begitu tetap keluh kesah terselip
Ini bukan beban yang seharusnya bukan?
Ini hanya hal sepele yang kau anggap penderitaan
Salibmu sekedar rasa ragu mengabaikan etalase toko
Atau berhenti memuas hasrat untuk makan
Salibmu berwarna merah muda
Yang terasa berat hanya karena memikul gejolak cintanya remaja
Pikullah tapi jangan terlalu serius, sering-seringlah bercanda
Padahal Tuhan, Kau begitu serius ketika mati bagi kami diatas salib milikMu
Yang kasar dan merah penuh darah
Banyak paku dan diselimuti debu
Sama sekali jauh dari kemuliaan

Selasa, 28 Februari 2017

5 Pertanyaan yang Perlu dijawab Ketika Jatuh Cinta Pada yang Berbeda Iman

 
Ilustrasi oleh Lily Elserisa
Aku telah beberapa kali menyukai laki-laki yang berbeda iman dan 2 kali berpacaran dengan mereka. Lingkungan sosialkulah yang membuatku sulit menghindar dari hubungan dengan laki-laki yang berbeda iman denganku. Aku bersekolah negeri sejak taman kanak-kanak hingga kuliah, mayoritas teman-temanku adalah muslim.

Dulu aku beranggapan bahwa tidak salah untuk jatuh cinta dengan mereka yang tidak mengenal Tuhan. Karena bukan salahku jika aku tumbuh besar di lingkungan seperti itu, kan? Aku tumbuh menjadi seorang remaja yang ingin menikmati rasanya dicintai dan mencintai, tidak ada yang bisa menghalangiku saat itu. (Baca cerita lengkapnya disini)

Hingga ketika aku berusia 17 tahun, aku mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Aku mengikuti sebuah retret yang akhirnya mengubah pola pikirku tentang bagaimana seharusnya aku hidup. Namun aku masih memiliki hubungan yang spesial dengan seseorang yang tidak mengenal Kristus.

Hubungan itu terus berlanjut selama 2 tahun. Tidak mudah untuk melepaskan seseorang yang waktu itu kuanggap sebagai cinta pertamaku. Namun seiring berjalannya waktu, Tuhan membentuk karakterku sedemikian rupa hingga membuatku mengerti bahwa hubungan itu tidak dapat berlanjut.

Aku mengerti bagaimana perasaan ketika jatuh cinta dengan mereka yang berbeda iman dan bagaimana sulitnya melupakan dia. Perasaan itu sungguh nyata, namun aku sadar bahwa aku tidak dapat pergi menuju kekekalan dengan terus memeliharanya.

Pertanyaan-pertanyaan di bawah inilah yang membantuku untuk merenung dan mengambil keputusan di dalam hubungan yang rumit itu. Jika kamu juga mengalami apa yang dulu pernah aku alami, semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantumu juga.

Selasa, 14 Februari 2017

Single for a Reason


Di hari yang katanya hari kasih sayang ini, aku tidak merasakan sesuatu yang berbeda. Semuanya berjalan seperti hari-hari biasa karena setiap hari aku tau bahwa aku dikasihi oleh Allah dengan kasih yang besar. Butuh waktu yang lama untuk menyadari hal ini, dulu aku orang yang kurang percaya diri. Meskipun kadang pernah merasa nobody doesn’t want me to be his wife tapi itu nggak sesering dulu. Ketika pemikiran itu muncul, Tuhan selalu menunjukkan bahwa diriku berharga dimata-Nya dan tidak membutuhkan seorang pria untukku mengetahui hal itu. Dalam masa lajang ini aku diajak untuk semakin mengenal kasih Allah dan itulah yang menunjukkan nilai diriku, yaitu bagaimana Allah melihatku. Pengorbanan Kristus di kayu saliblah kisah cinta terindah dijagat raya. Bagiku, dan aku percaya bagi setiap orang percaya yang mengalami Kristus dalam hidupnya pasti mengetahui hal ini. Tidak ada yang bisa menyamai damai yang Dia beri. Baik itu harta kekayaan maupun suami atau istri idaman, semuanya itu hanya secuil berkat dari Tuhan. Namun sumber sukacita sejati bukan berasal dari itu semua, sumber sukacita sejati berasal dari persekutuan dengan Tuhan. 

Dalam masa lajang ini aku menyadari bahwa Tuhan memiliki sebuah alasan mengapa aku harus melewatinya yaitu untuk menjadi semakin serupa dengan Dia dan menjadi berkat. Aku tidak akan pernah bahagia ketika memiliki pacar jika aku tidak bahagia ketika aku sedang melajang. Meskipun begitu, sering kali terlintas dibenakku ketika melihat orang lain membina sebuah hubungan yang serius aku berkata dalam hati “Ya Tuhan, giliranku kapan?”

Rabu, 08 Februari 2017

The Mariage Prayer - John Waller ft His Wife

Lagu ini benar-benar memiliki arti yang sangat dalam. 
Gak bosen dengerin berulang-ulang.
Keep praying...
Father, I said till death do us part
I want to mean it with all of my heart
Help me to love You more than I love her
Then I know I can love her more than anyone else

And bring her in Your presence today
Make her what You want her to be

I pray to hear her heart
I pray she'll love You more
I pray to cherish and serve her
And we'll bring You glory today, I pray
I pray

Father, I said till death do us part
I want to mean it with all of my heart
Help me to love You more than I love him
Then I know I can love him more than anyone else

Selasa, 07 Februari 2017

Tipe

photo by Noni Elina

Menjadi seorang jomblo selama 6 tahun bukanlah perkara mudah. Tapi bukan berarti itu tidak menyenangkan ya. Saya meyakini setiap orang memiliki pergumulan masing-masing, dengan memiliki pacar atau pun menikah, bukan berarti menyelesaikan semua masalah dalam hidup kita. Karena tujuan dari itu semua sama: pembentukan karakter kita.

Yap, setiap orang pasti memiliki masalah, entah itu jomblo, pacaran, bahkan menikah. Seni dalam menikmati setiap fase itulah yang penting. Dalam masa jomblo ini saya mengalami banyak sekali pengalaman yang luar biasa dengan Tuhan. Sebenarnya sedikit enggan untuk membahas hal ini, tapi saya tidak bisa menyimpan berkat ini sendiri. Tjieh

Jadi, selama 6 tahun Tuhan mendidik saya untuk bergantung pada Dia. Selama enam tahun itu saya jatuh cinta, patah hati, move on, dan akhirnya sekarang, tengah menanti sembari membenah diri. Tjieh lagi

Nah, selama penantian inilah saya dibentuk oleh Tuhan untuk menjadi seorang pasangan yang sepadan bagi dia (yang sampai sekarang saya masih gak tau siapa). Dalam masa pembentukan ini, saya masih jatuh bangun sih. Masih suka ngeyel dan susah diajar, well tapi saya mau terus berubah. Bukan hanya demi pasangan di masa depan, tapi terutama untuk Tuhan yang ingin saya semakin serupa dengan Dia.

Oke, saya rasa itu pembukaan yang terlalu panjang.

 Sebenarnya saya ingin membicarakan tentang tipe, yakni kriteria yang dimiliki untuk pasangan hidup. Saya punya tipe pasangan hidup yang menurut saya ideal (tapi nggak mau bocorin disini).

Selasa, 31 Januari 2017

Celotehan Tengah Malam Ketika Mata Ini Enggan Terlelap

Sudah lama rasanya saya tidak bercerita atau menulis opini di blog ini. Ada banyak kesibukan meski itu sebenarnya tidak bisa dijadikan alasan. Ada banyak target yang ingin dicapai, ada banyak mimpi yang ingin diraih. Salah satunya menekuni bidang tulis menulis. Namun pada suatu titik saya menyadari bahwa saya adalah orang yang moody. Sangat tergantung pada mood untuk menjadi produktif dalam menulis.

Pernahkah kamu merasa berdosa karena tidak melakukan sesuatu dengan maksimal?

Saya sering merasakannya. Bukannya ingin sok bisa segalanya, tetapi saya yang berusia 23 tahun 2 bulan ini masih belum bisa menemukan dengan jelas apa potensi dirinya. Mungkin karena terlalu banyak yang saya sukai dan lakukan, sehingga saya tidak begitu tau apa yang hal yang benar-benar baik jika saya lakukan. Sesuatu hal yang tidak ada yang bisa melakukannya seperti saya. Nah. Hal apakah itu?

Jumat, 13 Januari 2017

Siapa yang lebih kurindu?

Tetesan air mata di ujung Alkitabku
Menimbulkan sebuah tanya
Siapa sebenarnya yang paling aku rindu?
Dirimu atau Penciptaku?

Aku menggenggam tanganku sendiri
Hangat dan hidup
Membawa kepada angan tentang tubuh yang baru
Bagaimana wujud dan rupanya
Dan tentang sebuah pelukan dari seorang Bapa

Siapakah yang lebihku rindu?

Minggu, 08 Januari 2017

Lembar Tahun yang Baru

Tuhan apakah aku sungguh mencintai-Mu?
Atau aku mencintai konsep tentang Engkau dalam diriku?
Apa yang aku miliki sehingga aku berpikir bahwa Kau seharusnya bangga memilikiku?
Aku tak ubahnya rumput di pekarangan yang hijaunya hanya sebentar saja
Tapi Kau mengingatku
Siapakah aku ini sehingga Kau mengasihiku?
Kau pencipta seluruh alam semesta
Tetapi Kau mengingini hatiku