Jumat, 22 Januari 2016

Kenapa Galau?


Galau bukan hal yang asing ditelinga kita terutama bagi para remaja. Bahkan orang  yang menurut pemerintah sudah dikategorikan dewasa pun, bisa mengalami galau. Saya juga pernah galau loh. Dari galau level 1 sampai level 10 juga pernah dan mungkin, suatu saat, ketika saya lagi dalam situasi ‘khilaf’ saya bisa galau lagi. Itu kenapa saya perlu menulis ini, sehingga saya (dengan pertolongan Roh Kudus) bisa mengingat dan menjadikannya cermin.  Bukannya bangga, tapi sekarang saya menyadari kenapa saya diijinkan mengalami pahit-asinnya galau itu.

Kenapa sih kok kita bisa galau?

1.      Allah bukan jadi yang utama
Kita menginginkan hal lain selain kehendak Tuhan, itu alasan utama kenapa galau bisa merundung kita. Memang bukan hal yang mudah menyelaraskan keinginan kita dengan keinginan Tuhan, saya tau itu sulit…
Ada banyak hal yang harus dikorbankan terutama keinginan-keinginan kita. Itu mengapa kita diperintahkan untuk mengasihi Allah lebih dari apa pun di dunia ini, jika kita tidak melakukannya, tidak memberikan hati dan hasrat kita sepenuhnya untuk menyenangkan Dia, maka kita akan sangat mudah galau
2.      
Kita menaruh pengharapan bukan kepada Allah
Ingatlah hal ini, ketika kekecewaan itu mulai ada berarti kita telah mengandalkan orang/hal lain selain Allah. Kita bisa saja mengandalkan diri sendiri, mengandalkan kepandaian dan asumsi kita sendiri, orang lain, dan menjadikan Allah seolah-olah ban serep. Maka jangan pernah salahkan Tuhan dan bertanya, sambil mewek: mengapa ya, Tuhan? Itu kesalahanmu sendiri!

3.       Allah ingin membentuk dan memurnikan kita
Segala sesuatu yang terjadi memiliki tujuan, percayalah bahwa kegalauan itu Tuhan ijinkan untuk membentukmu jadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti bejana yang dihancurkan berulang-ulang untuk mencapai bentuk yang diinginkan oleh penjunan, kamu adalah bejana dan Tuhanlah penjunannya. Tidak akan ada sesuatu yang sia-sia selama kamu mau belajar dari kesalahan dan berani: mengutamakan Allah

4.       Sesungguhnya kita menginginkan sesuatu yang bukan Allah maksudkan untuk kita.
Wahai jiwa yang lagi galau, percayalah bahwa apa yang dirimu inginkan saat ini bukan yang terbaik bagi dirimu. Tuhan tau apa yang Dia lakukan, bahkan segala kebutuhanmu dan kerinduanmu. Jangan menjadi seorang anak kecil yang merengek minta kalung imitasi sedangkan Bapamu ingin memberimu kalung emas yang asli. Tinggalkan keinginan akan barang-barang imitasi dan berharaplah akan sesuatu yang asli. Semua yang kita perlukan adalah percaya dan mau menantikan Tuhan menepati janji-Nya.
Stop waiting and start living.
Gunakan waktu-waktu ini untuk semakin dekat kepada Allah. Percayalah, Dia adalah bagian yang terbaik yang bisa kita miliki. Ketika kita merasa puas hanya dengan Tuhan saja, maka Dia akan memberikan segala sesuatu yang kita butuhkan, bahkan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Mungkin ada yang bilang, saya cuma bisa ngomong, ya kalian bisa bilang seperti itu… Saya berani mengatakan ini karena saya telah mengalaminya. Saya tau rasanya galau itu, rasanya tidak bisa memiliki apa yang paling saya inginkan, rasa ketika saya kehilangan, rasa kecewa. Tapi saya juga tau bagaimana rasanya damai dan sukacita yang sudah Dia beri, ketika saya mengijinkan Dia untuk berkuasa didalam diri saya, bersedia membiarkan Dia membongkar apa yang salah dari cara hidup saya. Tuhan Yesus telah memulihkan saya dan memampukan saya untuk terus berpengharapan...

Saya tidak tau bagaimana masa depan itu, bahkan jika hanya ada saya dan Tuhan saja, saya rasa itu pun cukup.
Tapi Dia tau, kapan saya membutuhkan seorang teman yang akan menemani saya seumur hidup saya dan bersama-sama memuliakan Dia.

Hidup itu seperti petualangan. Nggak selamanya kita akan selalu tertawa, adakalanya kita akan menangis, kecewa, kehilangan, bersyukurlah Tuhan telah menyediakan tempat persinggahan paling melegakan: dipelukan-Nya yang hanya sejauh doa. 

Mazmur 34-19 "TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."

Matius 6:33 "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Matius 22:37-38 "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada saran atau kesan? Senang bisa berbagi pikiran :)

 
Share on :