Jumat, 30 September 2016

Ketika Saya Merasa Aneh

Saat ini saya benar-benar berpikir. Apakah saya cukup normal untuk mengalami ini. Maksud saya adalah, dulu menurut saya adalah penting untuk memiliki seseorang yang disukai. Setidaknya seseorang yang tiap hari kamu selalu buka profil facebook atau instagramnya untuk sekedar mencari tau apa yang sedang dia pikirkan. Dulu itu yang menjadi pemikiran rutin saya. 
Merasa menggebu-gebu tiap kali melihat namanya di timeline, tapi saat ini, benar-benar tidak ada yang membuat saya menggebu-gebu ketika saya men-scroll timeline mana pun. Menggebu-gebu itu datang hanya ketika saya menerima kabar bahwa gaji saya sudah di transfer. Saya juga tidak sedang memata-matai seseorang. Saya tidak memiliki seseorang yang khusus untuk dipikirkan (kecuali orang tua dan saudara-saudara saya).  

Maka dari itu saya berpikir apakah saya menjadi aneh?
Apakah saya menyukai wanita? (Sepertinya saya sudah gila) Tentu saja tidak! Saya masih suka melihat bintang hallyu pria di drama korea.

Kemudian saya menyadari hal ini.
Saya bersyukur atas situasi ini.

Senin, 26 September 2016

Hai Farisi dan Selamat Tinggal!

Tau tidak? Kalau sebenarnya setiap kita memiliki sisi orang Farisi di dalam diri kita masing-masing?
Iya. Itu lho sikap yang suka nyombongin perbuatan-perbuatan ibadahnya, yang mementingkan penampilan luar, bersikap rendah hati tapi juga membanggakan kerendahan hati itu sendiri, yang selalu menganggap bahwa dirinya jauh lebih baik dari orang lain.

Semakin saya mempelajari tentang sifat orang Farisi ini, semakin saya tau bahwa saya juga memilikinya. Jika saya bilang hanya sedikit, maka sebenarnya saya membohongi diri sendiri dan menjadi semakin Farisi.
Kefarisian itu muncul di postingan status, foto selfie, caption IG, hastag, cara berpakaian, dan banyak hal yang saya inginkan orang lain lihat dalam diri saya. 

Jumat, 16 September 2016

Bagaimana Seharusnya Sikap Kita Terhadap Teman Lawan Jenis Yang Sudah Memiliki Pacar

Malam hari ini saya merasa sangat terberkati sekali dan tergerak untuk menulis hal ini. Judul yang cukup panjang sebenarnya tapi saya yakin ada banyak dari kita yang sering bingung, bagaimana kita harus bersikap sama teman lawan jenis yang sudah punya pacar? Apa batasan-batasan yang harus ada?

Ini semua bermula ketika saya harus meminta tolong pada seorang teman laki-laki yang telah memiliki pacar. Dia adalah orang yang mengenal Kristus begitu pula dengan pacarnya. Saya tau bahwa hubungan mereka telah berlangsung cukup lama.
Namun ada satu hal yang menggelisahkan hati saya. Apakah ini baik jika saya merepotkan seorang yang telah memiliki kekasih?
Bagaimana perasaan kekasihnya jika mengetahui hal ini? Karena saya seorang wanita. Saya tau kebanyakan wanita akan merasakan cemburu meski hanya sedikit saja (biasanya banyak).

Rabu, 14 September 2016

Cukup.

Tuhan selalu memiliki cara untuk menjawab segala tanyaku tentang dirimu.
Meski terkadang aku tak memahami maksud akalku karena hati hanya tau tentang rindu.
Sebuah tanda tanya besar agaknya terlalu berlebihan bagi Tuhan kita, bukan?
Cukup bagiku untuk tau bahwa dirimu berada ditangan yang tepat.
Segala kekhawatiranku sanggup lenyap jika aku mengingat hal itu.

Selasa, 13 September 2016

Monita Tahalea: Memberkati Melalui Lagu

sumber: www.moluccaproject.com
Hai teman!
Saat ini saya sedang memiliki idola baru yaitu Monita Tahalea penyanyi solo yang berdarah Ambon-Austria-Manado ini mempunyai karakter suara yang unik dan lagu-lagunya pun easy listening banget. Saya mengenalnya melalui lagu  Kekasih Sejati di tahun 2007 dan Monita juga merilis album solo antara lain Dream, Hope & Faith (2010) dan Song of Praise (2013).
Pada tahun 2015 Monita Tahalea akhirnya merilis album solo ketiganya yaitu Dandelion.
sumber: www.4shared.com

Sabtu, 10 September 2016

Aku pernah melakukannya dengan pacarku

Saya pernah mendengar kalimat itu keluar  dari mulut seseorang yang saya hormati. Kemudian saya berpikir dan merenung, apakah sesulit itu menjaga kekudusan dalam berpacaran?
Apakah kita cenderung menyerahkan diri pada hormon di masa muda kita yang bergejolak sehingga berkompromi dengan tidak menjaga kekudusan dihadapan Allah?
Kemudian hati kecil saya berkata
"Ah... Kamu belum tau aja gimana rasanya sekuat tenaga menahan nafsu... Punya objek yang buat dinafsuin aja nggak."
Hmmm.... -_-

Oke mungkin saya memang sedang tidak punya objek buat dinafsuin. Saya memang sedang tidak sedang dimabuk kepayang oleh cinta saat ini.
Tapi saya terlalu mengasihi diri saya yang jomblo ini. Ya, itu alasan saya menulisnya sehingga suatu saat ketika Tuhan mengijinkan saya memiliki pacar, saya akan mengingat hal yang saya tulis ketika saya masih jomblo ini. Tentang apa yang seharusnya tidak saya lakukan kelak. Sehingga dia (diri saya sendiri) ketika sedang berada dalam situasi yang bergejolak oleh hawa nafsu bisa berkata: "Ingat apa sudah kamu tulis di blog tentang menjaga kekudusan! Ingatlahhhh!!!"
Jadi boleh nggak sih, kita yang mengaku Kristen ini pacarannya pake ciuman, gandengan, pelukan, gitu? Boleh nggak sih berhubungan intim?

Kamis, 08 September 2016

KNM 2016

Kamp Nasional Mahasiswa 2016 yang dilaksanakan tanggal 12-17 Agustus lalu di Jambuluwuk, kota Batu memberi kesan mendalam bagiku. Aku benar-benar mempunyai pengalaman tak terlupakan bersama dengan alumni mahasiswa Kristen dari seluruh Indonesia. Dimana kami yang berbeda suku, bahasa, dan budaya sama-sama dipersiapkan untuk memberitakan injil dimana pun kami berada.
Perkantas merupakan salah satu yayasan yang memuridkan siswa maupun mahasiswa dan saya bersyukur bisa ada di dalamnya. Jika saya mengingatnya, saya penasaran dengan istilah KTB (kelompok tumbuh bersama) dan mulai bertanya pada teman yang mengikutinya. Saya langsung memutuskan "Aku mau ikut KTB!"

Ternyata dimuridkan itu tidak mudah. Ada banyak yang tidak sanggup bertahan dan berhenti ditengah jalan. Juga tentang memuridkan orang lain, perlu kasih yang tulus dan penuh kesabaran...
Namun sekali lagi, terlibat didalamnya merupakan anugerah bagi saya pribadi.
Bukankah Yesus juga memuridkan? Maka sudah seharusnya kita melakukan apa yang juga Yesus lakukan.
Saya berdoa supaya 900 ribu lebih alumni dari berbagai universitas di Indonesia ini benar-benar kembali ke kampung halamannya dan menjadi berkat di setiap bidang pekerjaan mereka. Demi Indonesia yang lebih baik. Demi Indonesia yang penuh dengan kemuliaan Allah.
Foto tepat di depan ruang pertemuan, Jambuluwuk Hotel, Batu.