Kamis, 22 Desember 2016

Perjalanan Iman: Nyaris Tidak Kuliah dan Pengangguran


Kalau mau mengingat masa lalu, dulu saya orang yang nyaris tidak kuliah lho. Jadi di tahun 2011, saya dan Nona mencoba program beasiswa ke universitas idaman masing-masing. Tapi saya gak keterima dan Nona keterima. Kami memang mendaftar di universitas yang berbeda waktu itu. Sedih banget rasanya membayangkan saya gak bisa kuliah. Lalu ayah saya menawarkan untuk ikut SNMPTN (seleksi penerimaan mahasiswa untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak seluruh Indonesia) yang waktunya pelaksanaannya kurang dari 2 minggu lagi. Saya pun mendaftar, membeli buku tes SNMPTN di gramedia dan belajar selama waktu yang tersisa. Bagaimana jika saya tidak lolos SNMPTN? Saya akan bekerja menggunakan ijasah SMK jurusan multimedia. Ya, karena kalau harus ikut biaya mandiri biayanya akan jauh lebih mahal.
Saya benar-benar pasrah pada Tuhan. Sebagai lulusan SMK saya tidak begitu tau pelajaran IPS  (jurusan yang saya pilih termasuk kategori IPS) karena di SMK fokus mempelajari kompetensi keahlian. Saya ingat waktu menangis di pelukan ayah saya karena saya tidak juga bisa mengerti soal matematika yang saya pelajari.

Namun dalam ketakutan dan kehawatiran itu iman saya diuji.

Selama masa belajar itu saya menulis di halaman paling belakang buku saya: Noni Elina Kristiani Sasrjana Sastra 2015. Semacam ungkapan iman dari diri saya. Saya rasa hanya karena kemurahan Tuhanlah saya bisa lolos SNMPTN saat itu. Saya akhirnya belajar bagaimana harus berserah kepada-Nya.

Kamis, 01 Desember 2016

Senandung Masa Lajang

Teruntuk kekasih di masa depan
Kan kulalui malam kesekian tanpamu di sekitar
Meski tanya selalu mengusik pandangan
Aku percaya kita dipersiapkan untuk menjadi lebih bersinar
Seperti lilin berpendar ditengah kegelapan
Kita mengerjakan apa yang Allah telah perintahkan
Untuk mengambil bagian dalam rencana-Nya
Menjadi berkat bagi sesama

Ini malam kesekian tanpamu dalam pandangan
Langit telah banyak menampung rindu yang tak beralamatkan
Namun ada Satu Pribadi yang kutau mengenalmu
Mendekapmu kala hidupmu kelu
Menguatkanmu ketika hari kelabu
Yang menulis kisah kita dan mendengar setiap doa
Membuat aku percaya bahwa cinta selalu membawa damai sejahtera

Semoga kita semakin dekat kepada-Nya
Karena meski tanpamu disekitar
Aku akan selalu berbahagia
Asal kita mau terus berpendar
Memancarkan sinar ditengah kegelapan
Sampai bertemu disebuah kesempatan
Ya,

Hanya jika Dia mengijinkan.

puisi ini juga ada di www.warungsatekamu.org

Puisi: Langit Indonesia

Seberkas awan melintasi langit Indonesia
Putih kelabu juga jingga
Menimbulkan tanya yang mengusik jiwa
Mengapa kakiku berpijak ditanahnya?
Kini berderap tanah Indonesia
Yang dulu pernah tercurah oleh darah
Dari pahlawan yang melawan penjajah
Namun kini kami terengah
Karena perbedaan membuat kami seolah terpisah

Ada keramaian di ujung jalan
Kertas-kertas juga berserakan
Anak-anak kami ketakutan
Langkah kami penuh dengan kekhawatiran
Padahal itu bukan mahkota duri
Atau cambuk besi
Ketika kelelahan melingkupi
Dan emosi tak bisa ditawar lagi
Ingatkan kami akan perih yang Kau alami
Memikul salib dan dicaci
Namun Kau memilih untuk mengampuni
Kami yang berdosa ini
Maka jangan biarkan kami berhenti mengasihi
Karena Kau telah memberi diri-Mu sendiri mati
Bukan hanya bagi kami
Tapi juga bagi mereka yang memaki

Meski berisik di ujung-ujung jalan
Tidak membuat kami takut namun tertantang
Untuk mengulurkan tangan bagi mereka yang menawarkan pedang
Seberkas awan melintasi langit Indonesia
Mengalunkan doa dari yang dikasihi-Nya
Tuhan, berbelaskasihlah pada Indonesia…


Puisi ini juga ada di www.warungsatekamu.org