Kamis, 13 Juli 2017

Mencintai Manusia yang Berdosa

Kelompok Tumbuh Bersama
Kali ini saya tergerak untuk menulis tentang kasih. Jika ada sebuah pertanyaan 'Bagaimana kita bisa mengasihi seseorang yang sebenarnya tidak layak?' atau pertanyaan 'Apa yang dia lakukan telah membuatku kecewa, aku bahkan sulit untuk menghormatinya. Bagaimana bisa aku mengasihinya?'

Untuk menjawab semua pertanyaan itu, saya perlu waktu untuk merenung dan berpikir keras. Apakah benar-benar ada orang yang layak untuk dicintai? Jawabannya adalah tidak ada. Baik saya maupun anda, kita semua sebenarnya tidak layak untuk dikasihi. Kita adalah manusia yang berdosa. Sebaik apapun kita, pasti ada suatu kesempatan bagi kita untuk berbuat dosa dan menyakiti orang lain.
Tidak ada yang layak.

Namun kita mau mengingat pada pengorbanan Kristus di kayu salib. Dia yang sempurna dan agung rela untuk menunjukkan kasihnya kepada kita yang sangat tidak layak memperolehnya. Kita telah dikasihi dengan kasih yang sempurna.

Lalu mengapa seringkali pertanyaan 'mengapa  aku harus mengasihinya?' seringkali terngiang dipikiran kita? Kita sering kali ingin memilih untuk untuk menyimpan kesalahan orang lain dan mengabaikan mereka. Kita tersakiti dan tidak mampu mengampuni. 

Ada satu titik dalam hidup ini yang membuat saya kecewa kepada seseorang yang sangat saya kagumi. Saya kemudian menyadari bahwa manusia, sebaik dan sesempurna apapun kelihatannya, mereka adalah manusia yang masih rentan terhadap dosa. 

Dalam kekecewaan saya menyadari bahwa itu adalah kesempatan untuk menyatakan kasih Kristus. Kita telah berdosa dan diampuni, demikianlah juga seharusnya yang kita lakukan terhadap orang lain. 

Mengetahui Allah berbeda dengan mengetahui tentang Allah. Kita mungkin tau dengan jelas bahwa Allah Maha Pengampun, tapi itu hanya akan menjadi sebatas sebuah pengetahuan jika kita tidak mengalaminya. Kekristenan bukan hanya tentang pengetahuan tentang Allah, kekristenan adalah tentang hubungan dengan Allah. Ketika kita belajar mengampuni, saat itulah kita akan sungguh-sungguh tau tentang siapa Allah yang kita sembah. Saat itulah pengenalan kita akan jauh lebih mendalam karena sifat yang didalam kita Allah itu membuat kita menyadari keberadaan Allah.

Hanya Tuhan yang memampukan kita untuk mengasihi. Mustahil jika tanpa pertolongannya. Dalam kekecewaan saya memohon kepada Tuhan untuk diberikan hati yang mengasihi dan menerima seseorang itu. Tuhan akhirnya memampukan saya untuk menghormati dia dan mengasihi dia sebagai seorang saudara di dalam Kristus. Ketidaksempurnaannya membuat saya menyadari bahwa kita memerlukan satu sama lain untuk terus dibentuk semakin serupa dengan Kristus.

Tuhan telah membawa saya pada pengalaman yang indah dalam kasih. Dia mengajarkan saya suatu kasih yang luar biasa besarnya, kasih yang mau menerima dengan rela, kasih yang mengampuni. 

Sekali lagi, kita adalah manusia yang lemah dan rentan akan dosa. Bersyukur kepada Allah yang mengasihi dan mengampuni kita. Namun, apakah kita mau menjadi wujud kasih Allah itu dan mau mengasihi mereka yang kita pandang tak layak menerimanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada saran atau kesan? Senang bisa berbagi pikiran :)

 
Share on :