Selasa, 02 Juli 2019

Sebuah Obrolan Bersama Gadis Kecil


 Ada seorang gadis berusia 13 tahun, baru-baru ini dia sering mengajakku untuk berbicara. Rambutnya yang ikal pendek sebahu dan senyum polosnya selalu menyapa saat diri ini sedang gundah gulana. Malam ini ketika hujan jatuh memeluk bumi, dia berkata “Kau tau tidak. Kadang aku hanya rindu omelan ibuku ketika aku lupa menaruh handuk basah di kasur.” Aku tersenyum dan menatapnya. Dasar anak kecil, pikirku.
“Bukankah omelan itu menyebalkan?” tanyaku pada gadis itu. Dia kemudian terdiam dan menatap langit malam berharap menemukan setitik bintang. Kemudian dia menggelengkan kepalanya dan berkata “Terkadang ketika aku melihat seorang ibu bersama anaknya, aku berusaha mengingat ketika dulu ibuku masih ada.”
“Lalu kau berhasil mengingatnya?”
“Aku lupa, jika ingat mungkin aku tidak akan sesedih ini.” Katanya dengan sendu.
“Akan jauh lebih baik jika kau lupa, kau tidak akan bersedih lagi.” Kataku kemudian, yang hanya memperburuk suasana hatinya. Aku memperhatikan mata gadis itu yang tak lepas menatap langit.
“Aku takut.” Suaranya memecahkan keheningan malam. Hujan turun semakin deras diikuti suara guntur.

Senin, 20 Mei 2019

Fokus


"Noni saudaramu sudah menikah loh, kamu kapan? Kamu nggak kepengen menikah ta?" 
Tanya seorang teman kepadaku. Pertanyaan klise yang sudah beberapa kali aku terima.
"Ya kepengen, lah... Cuma ya belum." 
"Kapan?"


Kapan.
Sebuah kata yang akhir-akhir ini begitu akrab di telinga. Bagaimana mungkin aku bisa menjawab pertanyaan yang hanya Tuhan yang tahu jawabannya? Dalam sebuah perjalanan aku telah berdamai dengan kata kapan. Berusaha berteman dengan kata itu dan menikmati jawaban yang tak kunjung ditemukan.


Satu hal yang aku ketahui pasti, Allah yang memegang kendali atas waktu, rencana-Nya sempurna. Aku tidak perlu mengetahui kapan tepatnya atau bahkan siapa. Aku hanya perlu percaya.

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
Yeremia 29:11

Senin, 22 April 2019

Berpikir Untuk Ngasih Kode ke Doi? Ini 5 Hal Yang Bisa Jadi Pertimbangan Buatmu


Photo by Larm Rmah www.unsplash.com
Apa sih maksudnya ngasih kode? Kayak sandi morse pas pramuka itu ya? Memberi kode biasa dilakukan ketika kita ingin memberi tau sesuatu tapi tidak secara langsung kepada seseorang. Misalnya kita sedang menyukai seseorang dan berharap dia memperhatikan kita tanpa kita katakan secara langsung, kita mencoba memberikan sebuah kode dengan berbagai macam cara.

Cara yang paling sering dilakukan biasanya dengan menggunakan sosial media.
Banyak fitur sosial media yang bisa digunakan untuk memberi kode seseorang. Instagram stories, feeds, whatsapp stories, re-share konten yang berkaitan dengan isi hati kita saat itu di semua sosial media kita misalnya. Aku pernah membaca sebuah komentar, ‘kok dia nggak peka-peka sih!’ karena kode yang dia buat selalu gagal.

Kode bisa dilakukan oleh seorang remaja maupun orang yang sudah dewasa, orang yang single maupun yang sudah pacaran. Kode yang akan aku bahas di sini adalah kode yang dilakukan oleh kaum single buat gebetannya ya. Wkwkwk.

Pertanyaannya, ngasih kode itu perlu nggak sih sebenernya? Jujur, aku juga pernah ngasih kode loh. Hahaha. Perlu kita perhatikan, sesuatu bisa dikatakan kode itu tergantung motivasi kita ya. Bisa jadi kita hanya ingin berkeluh kesah tapi orang menganggapnya kode lho. Nah, jika kita dengan sadar memberi kode kepada seseorang, ada 5 hal yang bisa jadi pertimbangan kita sebelum kita memberi kode atau sinyal-sinyal sama doi nih:

Jangan harap dia akan notice atau sadar
Namanya juga kode, kita tidak bisa menuntut orang lain akan mengerti karena komunikasi yang kita lakukan tidak jelas. Tidak salah jika akhirnya dia tidak peka atau tidak memahami kita. Dia bukan cenayang alias dukun gaes, dia juga bukan Tuhan yang Maha Tahu. Dia hanyalah manusia. Karena sama-sama manusia maka kita perlu berbicara menggunakan cara yang bisa dipahami oleh kedua belah pihak supaya terjalin hubungan yang baik. Bersyukur nih, kalau doi bisa paham sama yang kita maksud. Tapi jangan marah kalau dia nggak paham ya, mending diomongin langsung. Kamu mau dia tau kalau kamu peduli? Ya tunjukkan, dengan sikap jangan kode. Tuhan Yesus nggak ngasih kode waktu mengasihi kita. Meskipun kelahiran dan pengorbanannya sudah dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya, tapi kasih Allah kepada kita selalu dalam tindakan nyata. Dia turun dari surga jadi manusia. Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. (1 Yohanes 3:18)

Minggu, 17 Maret 2019

Pentingnya Berdoa Saat Lagi Suka-sukanya

Photo by DESIGNECOLOGIST www.unsplash.com

Wanita umumnya menyukai drama. Mulai dari drama Korea hingga drama India. Tak ayal itu yang membuat wanita juga berpikir dan berkhayal bahwa hidup itu seperti drama. Tidak ada wanita yang tidak menyukai perhatian, hadiah, dan kata-kata indah. Dan wanita (aku hanya bisa memberi pendapat dari sudut wanita) ketika sudah memberikan hatinya, biasanya dia akan dengan sepenuhnya memberikan apa yang dia miliki, loyalitas, kesetiaan dan ketulusannya.

Raditya Oloan pernah berkata bahwa kita dapat mencintai sebesar kita rela disakiti, pertanyaannya adalah apakah kita telah mencintai orang yang tepat? Apakah kita memastikan bahwa hati kita telah berada ditangan yang tepat, seseorang yang Tuhan kehendaki ada di hidup kita?
Patah hati dapat terjadi bahkan sebelum adanya hubungan pacaran.