Rabu, 18 Oktober 2017

Kenapa Bisa Galau?

image from www.unsplash.com

Galau bukan hal yang asing ditelinga kita terutama bagi para remaja, istilah galau sering digunakan ketika mereka lagi sedih. Bahkan orang  yang usianya bisa dikatakan dewasa pun, bisa mengalami galau. Aku juga pernah galau, bahkan mungkin akan galau lagi dikemudian hari (haha). Dari galau level 1 sampai level 10 aku pernah mengalaminya. Itu kenapa aku perlu menulis ini, sehingga aku bisa mengingatkan diri aku sendiri.  Bukannya bangga, tapi sekarang aku menyadari kenapa aku diijinkan mengalami pahit-asinnya galau itu.

Kenapa sih kok kita bisa galau?

1.     1.  Allah bukan jadi yang utama
Kita menginginkan hal lain selain kehendak Tuhan, itu alasan utama kenapa galau bisa merundung kita. Memang bukan hal yang mudah menyelaraskan keinginan kita dengan keinginan Tuhan, aku tau
itu sulit… Ada banyak hal yang harus dikorbankan terutama keinginan-keinginan kita. Itu mengapa kita diperintahkan untuk mengasihi Allah lebih dari apa pun di dunia ini, jika kita tidak memberikan sepenuhnya hati kita kepada Allah, maka kita akan sangat mudah galau.
Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan. Ayat ini bukan suatu yang kebetulan, ayat ini hendak menyatakan bahwa memang hanya di dalam Tuhanlah kita dapat benar-benar bersukacita.

2.       2. Kita menaruh pengharapan bukan kepada Allah
Ingatlah hal ini, ketika kekecewaan itu mulai ada berarti kita telah mengandalkan orang/hal lain selain Allah. Kita bisa saja mengandalkan diri sendiri, mengandalkan kepandaian dan asumsi kita sendiri, orang lain, dan menjadikan Allah seolah-olah cadangan saja. Selain Allah, segala sesuatu di dunia ini sangat rapuh. Bahkan diri kita sendiri. Ada banyak kata motivasi yang mengatakan ‘percayalah pada dirimu sendiri’ aku pribadi tidak setuju dengan ungkapan itu. percaya kepada Allah dan menaruh harapan kepada-Nya adalah cara terbaik untuk kita menjalani hidup.

3.     3.   Allah ingin membentuk dan memurnikan kita
Segala sesuatu yang terjadi memiliki tujuan, percayalah bahwa kegalauan itu Tuhan ijinkan untuk membentukmu jadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti bejana yang dihancurkan berulang-ulang untuk mencapai bentuk yang diinginkan oleh penjunan, kamu adalah bejana dan Tuhanlah penjunannya. Tidak akan ada sesuatu yang sia-sia selama kamu mau bertobat dan mentaati-Nya.

4.     4.   Sesungguhnya kita menginginkan sesuatu yang bukan Allah maksudkan untuk kita.
Percayalah bahwa apa yang dirimu inginkan saat ini bukan yang terbaik bagi dirimu. Atau setidaknya mungkin kamu tidak mengingini hal yang sebenarnya sangat penting: hubunganmu dengan Tuhan. Terkadang aku sendiri pun juga mengalami hal ini, kita terlalu mengingini sesuatu yang fana tetapi mengabaikan sesuatu yang bernilai kekal yaitu persekutuan kita dengan Tuhan. Sejauh mana kerinduanmu untuk bisa dekat dengan-Nya? Kita perlu merenungkan kembali apakah hasrat terdalam kita adalah Allah yang memang satu-satunya sumber sukacita sejati?


Aku bersyukur karena kegalauan membawaku pada kesadaran ini: Tuhanlah satu-satunya yang bisa diandalkan, Dia merencanakan yang terbaik bagiku, Dia rindu memiliki hubungan yang intim denganku. Ada sesuatu yang berharga yang bisa kita pelajari di dalam kegalauan hidup ini. Kita hanya perlu berhenti sejenak dan merenungkan, apa yang sebenarnya paling kita ingini? Karena itu yang akan menentukan, apakah kita akan tersakiti atau tidak.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada saran atau kesan? Senang bisa berbagi pikiran :)

 
Share on :