Jumat, 30 September 2016

Ketika Saya Merasa Aneh

Saat ini saya benar-benar berpikir. Apakah saya cukup normal untuk mengalami ini. Maksud saya adalah, dulu menurut saya adalah penting untuk memiliki seseorang yang disukai. Setidaknya seseorang yang tiap hari kamu selalu buka profil facebook atau instagramnya untuk sekedar mencari tau apa yang sedang dia pikirkan. Dulu itu yang menjadi pemikiran rutin saya. 
Merasa menggebu-gebu tiap kali melihat namanya di timeline, tapi saat ini, benar-benar tidak ada yang membuat saya menggebu-gebu ketika saya men-scroll timeline mana pun. Menggebu-gebu itu datang hanya ketika saya menerima kabar bahwa gaji saya sudah di transfer. Saya juga tidak sedang memata-matai seseorang. Saya tidak memiliki seseorang yang khusus untuk dipikirkan (kecuali orang tua dan saudara-saudara saya).  

Maka dari itu saya berpikir apakah saya menjadi aneh?
Apakah saya menyukai wanita? (Sepertinya saya sudah gila) Tentu saja tidak! Saya masih suka melihat bintang hallyu pria di drama korea.

Kemudian saya menyadari hal ini.
Saya bersyukur atas situasi ini.

Saya bersyukur Tuhan menjaga hati saya dari patah hati yang tidak perlu.
Saya bersyukur saya boleh menyimpan perasaan menggebu-gebu itu untuk orang yang memang pantas menerimanya.
Saya bersyukur tidak menghabiskan waktu dengan orang yang salah.
Saya bersyukur karena saya belajar mengandalkan Tuhan sebagai sumber kasih yang tiada batas.
Saya belajar mengenal Pribadi-Nya lebih dalam ketika saya menjadi seorang lajang.
Dan saya rasa, saya sepenuhnya normal dengan situasi ini.

Saya tidak lagi khawatir ketika seseorang bertanya "Apakah kamu sedang dekat dengan seseorang?" saya akan menjawabnya dengan tersenyum "Saya rasa Pribadi yang begitu dekat dengan saya saat ini adalah Tuhan." 

Maksud saya, jika Tuhan berkehendak maka Dia akan membuat saya melepas masa lajang saya suatu saat nanti. Tetapi jika tidak, mungkin saya akan tetap melajang hingga Tuhan datang kali yang kedua atau hingga Dia memanggil saya, itu juga tidak masalah. Karena bagi saya, adalah entah menikah atau tidak saya hanya ingin nama-Nya dimuliakan melalui hidup saya.
Entah itu dalam kehidupan lajang atau kehidupan pernikahan saya nanti. 

Entah mengapa, tapi saya benar-benar menggebu-gebu jika membayangkannya. Bagaimana hidup yang akan saya jalani bersama Allah. Saya tidak tau apa yang ada didepan, tapi saya tau pasti ada Tuhan Yesus disana.
Hidup akan selalu menyenangkan.
Karena hanya bersama Tuhan saya mampu benar-benar menikmatinya.

Apa yang salah dengan menjadi lajang dan sedang tidak dekat dengan satu cowok pun?
Apa yang salah jika tidak menyukai seorang pun? Saya rasa Tuhan ingin saya menaruh standar yang tinggi bagi lawan jenis yang harus saya sukai. Tentunya juga dengan diimbangi, saya harus memiliki standar tinggi dalam cara hidup saya pribadi. Bukan untuk manusia, tapi semata-mata untuk Tuhan.
Standar hidup yang tinggi bagaimana?
Standar yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Yang punya tujuan serta nilai-nilai yang sama dengan saya.

Ah, betapa besar kasih-Nya itu sehingga saya mampu menulis perkataan seperti ini!

Saya sendiri heran dengan perbuatan yang Dia lakukan di dalam hati dan kehidupan saya.
Allah pencipta langit dan bumi ini mencintai saya dengan cara yang tidak selayaknya saya dapatkan.
Itu sangat lebih dari cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada saran atau kesan? Senang bisa berbagi pikiran :)

 
Share on :