Jumat, 16 September 2016

Bagaimana Seharusnya Sikap Kita Terhadap Teman Lawan Jenis Yang Sudah Memiliki Pacar

Malam hari ini saya merasa sangat terberkati sekali dan tergerak untuk menulis hal ini. Judul yang cukup panjang sebenarnya tapi saya yakin ada banyak dari kita yang sering bingung, bagaimana kita harus bersikap sama teman lawan jenis yang sudah punya pacar? Apa batasan-batasan yang harus ada?

Ini semua bermula ketika saya harus meminta tolong pada seorang teman laki-laki yang telah memiliki pacar. Dia adalah orang yang mengenal Kristus begitu pula dengan pacarnya. Saya tau bahwa hubungan mereka telah berlangsung cukup lama.
Namun ada satu hal yang menggelisahkan hati saya. Apakah ini baik jika saya merepotkan seorang yang telah memiliki kekasih?
Bagaimana perasaan kekasihnya jika mengetahui hal ini? Karena saya seorang wanita. Saya tau kebanyakan wanita akan merasakan cemburu meski hanya sedikit saja (biasanya banyak).


Sebagai seorang yang tahu diri, saya bertanya pada teman saya itu apakah pacarnya tau jika saya meminta bantuannya? Dan dia mengaku bahwa pacarnya tau dan tidak ada yang dia sembunyikan darinya.
Saya bersyukur atas jawaban itu.
Tapi itu tidak serta merta menghilangkan rasa gelisah saya begitu saja.
Saya memutuskan untuk menghubungi pacar teman saya. Saya dengan permintaan maaf meminta ijin kepadanya.

Mungkin ini terdengar berlebihan bagi beberapa orang, tapi saya melakukannya.
Tidak banyak orang yang mempermasalahkan hal ini, tapi bagi seorang wanita dan bagi setiap hubungan ini memang sangat penting. 

Kita harus menghormati hubungan yang dimiliki orang lain,
itu juga merupakan tanda kedewasaan kita sebagai orang percaya.
Setelah membicarakan maksud hati saya kepada pihak wanita, sebagai seorang yang telah ditolong oleh pacarnya saya bersyukur.
Saya bersyukur telah memberanikan diri meminta ijin padanya. Karena responnya begitu sangat baik dan terbuka.

Kami pun mulai mencurahkan isi hati sebagai sesama wanita dan kami saling mendukung serta menasehati.

Percayalah ini adalah pengalaman yang indah bagi saya. 
Saya sendiri banyak belajar akan hal ini:

Saya belajar untuk menghormati hubungan pacaran orang lain.

Saya belajar untuk tau batasan-batasan saya sebagai seorang teman.

Saya belajar jika kelak Tuhan ijinkan memiliki seorang kekasih, saya harus mendukung dia menolong siapa pun yang membutuhan bahkan teman lawan jenis. Saya belajar menanamkan rasa percaya padanya. Tentu saja pertama-tama kita harus belajar memilih orang yang benar-benar layak untuk dipercayai.

Saya belajar bahwa hubungan yang sehat adalah hubungan yang dibangun dari dasar percaya.
Hubungan yang mana kita mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah.

Apakah dirimu cukup percaya pada pasanganmu?

Apakah dirimu telah menjadi seorang pasangan yang bisa dipercayai?

Apakah dirimu setia?

Apakah dirimu menjaga perasaan orang lain?

Saya heran kenapa masih ada istilah tikung menikung dan perselingkuhan masih ada ditengah-tengah kehidupan percintaan anak muda kristen.
Saya cukup yakin jika kita takut akan Allah kita tidak akan terlibat dalam tikung-menikung dan perselingkuhan.
Seorang yang telah dewasa dalam Kristus akan menghormati hubungannya dan hubungan orang lain.
Mereka akan saling membangun bukannya menjatuhkan.
Karena segala sesuatu harus kita pertanggung jawabkan, bahkan kehidupan pacaran kita pun pasti akan kita pertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah.

"Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu." Keluaran 20:17

2 komentar:

Ada saran atau kesan? Senang bisa berbagi pikiran :)

 
Share on :