Sabtu, 10 September 2016

Aku pernah melakukannya dengan pacarku

Saya pernah mendengar kalimat itu keluar  dari mulut seseorang yang saya hormati. Kemudian saya berpikir dan merenung, apakah sesulit itu menjaga kekudusan dalam berpacaran?
Apakah kita cenderung menyerahkan diri pada hormon di masa muda kita yang bergejolak sehingga berkompromi dengan tidak menjaga kekudusan dihadapan Allah?
Kemudian hati kecil saya berkata
"Ah... Kamu belum tau aja gimana rasanya sekuat tenaga menahan nafsu... Punya objek yang buat dinafsuin aja nggak."
Hmmm.... -_-

Oke mungkin saya memang sedang tidak punya objek buat dinafsuin. Saya memang sedang tidak sedang dimabuk kepayang oleh cinta saat ini.
Tapi saya terlalu mengasihi diri saya yang jomblo ini. Ya, itu alasan saya menulisnya sehingga suatu saat ketika Tuhan mengijinkan saya memiliki pacar, saya akan mengingat hal yang saya tulis ketika saya masih jomblo ini. Tentang apa yang seharusnya tidak saya lakukan kelak. Sehingga dia (diri saya sendiri) ketika sedang berada dalam situasi yang bergejolak oleh hawa nafsu bisa berkata: "Ingat apa sudah kamu tulis di blog tentang menjaga kekudusan! Ingatlahhhh!!!"
Jadi boleh nggak sih, kita yang mengaku Kristen ini pacarannya pake ciuman, gandengan, pelukan, gitu? Boleh nggak sih berhubungan intim?


Kalo untuk pertanyaan terakhir itu pasti semua pada taulah ya, kalo nggak boleh. Uda jelas-jelas ada ayatnya kok. 
1 Korintus 6:18-19
"Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?"

Nah kalau gandengan tangan atau pelukan gimana? Kalo ciuman?
Dengan segala hormat dan gak bermaksud buat jadi SOK KUDUS, saya dengan karunia yang Tuhan berikan hanya bisa berkata bahwa jika kita melakukan itu maka sebenar kita sedang mempersulit diri untuk menjaga kekudusan sampai pernikahan.
Kenapa?
Karena pasangan yang udah pernah gandengan, pelukan, ciuman, pikirannya tuh uda beda. Kita uda tau gimana rasanya memberi makan hormon kita yang lapar minta diladeni dan dipuaskan. Kita merasa nyaman, terpenuhi hasratnya, sehingga tanpa sadar tubuh kita rindu untuk terus melakukan hal yang sama berulang-ulang bahkan meminta hal yang lebih dari itu.
Sebenarnya sih, kalo menurut saya gandengan, pelukan, ciuman, sama sex itu sebuah proses yang terjadinya berurutan guys.
Kalo kita uda pernah pegangan tangan, otak kita akan berpikir kalo pelukan pasti lebih enak nih, kalo uda pelukan kita mikir gimana ya kalo ciuman? Dan kalo uda ciuman kita akan lebih penasaran lagi tentang gimana rasanya berhubungan intim itu. Seperti bola salju yang bergelinding, efeknya akan semakin besar!
Nggak percaya?
Saudara dan saudari yang saya kasihi, saya tau gimana rasanya jadi kita. Para kaula muda. Kita diciptakan oleh Allah dimana hormon dalam tubuh kita memang menginginkan semua hal-hal itu. Saya juga memiliki keinginan. Tetapi apakah kita yang telah di tebus oleh darah Kristus pantas meladeni keinginan daging ini??

"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20

 Nggak. Seharusnya kita yang mengenal Yesus, kita nggak akan melakukan hal-hal itu. Karena hal-hal itu akan meracuni pikiran kita. Pikiran yang seharusnya tetap suci dan kudus dihadapan-Nya. Kita seharusnya tidak menodai bait Allah yang adalah tubuh kita sendiri ini. Hormon yang kita miliki diciptakan oleh Allah untuk hal yang mulia yaitu pernikahan.
Apakah kamu pernah melakukan hal itu?
Tuhan Yesus begitu mengasihimu sehingga mengijinkanmu membaca ini.
Bertobatlah dan jangan lakukan hal itu lagi. 
Berdoalah secara pribadi kepada Allah memohon ampun dan mintalah kemampuan untuk tak lagi melakukannya. Doakan juga pacarmu. Diskusikan hal ini dengannya berdoalah bersama-sama, ambil komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan dan mau menjaga kekudusan sampai kalian dipersatukan dalam janji pernikahan. Masa bodolah ketika kamu dibilang SOK KUDUS oleh orang lain (atau mungkin pacarmu?) kita memang harus KUDUS, yang membedakan adalah kita bersikap kudus untuk dipuji orang atau untuk menyenangkan Allah?

Well, tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada yang bisa kebal dengan dosa. Tapi juga bukan berarti kita tidak bisa menjalani kehidupan pacaran yang kudus, kan?
Saya percaya kepada Allah yang menciptakan konsep kekudusan, jika Dia menciptakannya berarti sebenarnya kita mampu untuk hidup kudus. Ya, hanya dalam kasih karunia-Nya saja kita mampu. 
Maka dari itu, andalkanlah Tuhan selalu, saudaraku. Andalkan Dia dalam segala hal di hidupmu. 

Menjaga kekudusan adalah bentuk cinta sejati yang kamu berikan kepada kekasihmu. Karena kamu berpikir penting untuk menjaga jiwanya tetap murni dihadapan Allah. Terlebih penting lagi itu juga adalah bentuk cintamu kepada Tuhan Yesus yang telah menebusmu. Allah yang telah menyelamatkanmu dari sengsara maut. 

Iya, Yesus benar-benar layak menerimanya. Kekudusanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada saran atau kesan? Senang bisa berbagi pikiran :)

 
Share on :