Langsung saja ya, tulisan ini terinspirasi ketika saya melihat status mantan di facebook yang awalnya pacaran dengan- menjadi bertunangan dengan- . Sebenarnya ini bukan tulisan galau. Bukan, oke. Hanya sebuah cermin yang saya gunakan untuk akhirnya menyadari "ah... Andai saja saya tidak pacaran waktu itu..."
Dia adalah pacar saya waktu SMK tepatnya 6 tahun yang lalu. Jujur dia pacar terakhir saya sampai saat ini. Yup! Saya sudah menjomblo 6 tahuuuun. Bukan karena belum bisa move on lho ya. Bukan karena saya belum bisa ngelupain dia juga. Bukan! Alasan klise yang sangat penting: kita beda iman.
Kita putus baik-baik.
Aku yang mutusin duluan. (Gak penting ya kayaknya ini disebutin)
Kita putus baik-baik.
Aku yang mutusin duluan. (Gak penting ya kayaknya ini disebutin)
To be honest, se honest-honestnya, saya sudah tidak memiliki perasaan apapun sama dia, sudah lama saya move on dari cinta monyet itu.
Tapi, ternyata meskipun perasaan sudah hilang, ingatan tetap nempel! Ini kenapa saya bilang diawal bahwa bersyukurlah kamu yang belum pernah pacaran sampai saat ini.
Karena kelak, kamu yang meskipun sudah gak punya perasaan apa-apa sama mantanmu, tapi akan (tetap) sedikit baper (bawa perasaan) ketika tau dia akan menikah dengan orang pilihannya.
Mungkin kamu bertanya "ah masa sih?"
Mungkin kamu bertanya "ah masa sih?"
Bagi saya seperti itu.
Saya mulai mengingat saat ketika saya bersamanya. Ini bukan berarti saya ingin kembali seperti saat itu, tidak sama sekali!
Otak manusia saya hanya secara otomatis memutar kembali kenangan ketika kita jalan bersama atau momen-momen ketika kita saling mengungkapkan cinta ala remaja puber. Secara otomatis.
Dan pemutaran video masa lalu di otak yang tidak bisa dielakkan itu membuat saya sedikit terganggu dan saya mulai membuat suatu kesimpulan.
Memang ada baiknya kita tidak terlalu terburu-buru menjalin sebuah hubungan.
Saya ingin sekali anak-anak remaja SMP-SMA mengetahui hal ini (meskipun ada beberapa kasus pasangan suami-istri yg pacaran sejak SMP/SMA) jauh lebih baik ketika kita memulai sebuah hubungan ketika kita siap.
Siap dalam segi rohani (lebih dekat dengan Tuhan, memiliki jam doa & merenungkan firman)
Siap mental (tidak egois, jujur, rendah hati)
Siap finansial (karena tujuan pacaran adalah pernikahan kamu harus memiliki rencana keuangan yg baik)
Hal-hal diatas memerlukan waktu untuk kita pelajari. Jadi jangan dengan mudah menjalin hubungan pacaran, putus-nyambung yang gak jelas.
Percayalah, suatu saat kamu akan menyesali perbuatanmu.
Saya tidak habis pikir dengan orang-orang yang memiliki belasan mantan akan memutar banyak video berulang-ulang di kepalanya, ketika mantan-mantan itu menikah dengan orang lain. Itu bukan situasi yang menyenangkan guys.
Percayalah, suatu saat kamu akan menyesali perbuatanmu.
Saya tidak habis pikir dengan orang-orang yang memiliki belasan mantan akan memutar banyak video berulang-ulang di kepalanya, ketika mantan-mantan itu menikah dengan orang lain. Itu bukan situasi yang menyenangkan guys.
Bukan berarti kita tidak berbahagia karena hubungan mereka ya. Bukan. Dengan tulus hati dan kejujuran,
Saya turut berbahagia dengan dia ketika dia akhirnya menemukan orang yang tepat baginya. Saya turut mendoakan yang terbaik baik mereka berdua.
Saya turut berbahagia dengan dia ketika dia akhirnya menemukan orang yang tepat baginya. Saya turut mendoakan yang terbaik baik mereka berdua.
Bagian tidak membahagiakannya adalah ketika perasaan kita kepada mantan telah hilang, memori kita tidak hilang. Kita tidak bisa lupa ingatan. Kita akan tetap mengingat mereka dan segala sesuatu yang kita lalukan dengan mereka. That's why jangan pernah menodai kekudusanmu ketika pacaran! itu akan membuatmu lebih menyesal lagi.
Kemudian rasa bersalah terhadap my future husband pun muncul. Andai waktu itu saya tidak pacaran sehingga saya hanya bisa membuat momen-momen indah bersamanya saja. Andai detak jantung saya berdebar hanya untuk satu orang pria, dia saja. Pria di masa depan saya. Yang akan memimpin bahtera rumah tangga kami.
Andai.
Andai.
Saya bersyukur karena hal itu merupakan suatu proses pendewasaan bagi saya tapi jujur, saya tidak bangga akan hal itu. Maka dari itu saya ingin membagi kenyataan ini, bahwa alangkah lebih baiknya dirimu, selagi muda, bertumbuh dalam iman terlebih dahulu sehingga dasar hubunganmu menjadi kokoh sampai kejenjang pernikahan.
Buat kamu yang belum pernah pacaran, jangan minder! Tunggulah waktu Tuhan untuk memberimu pasangan hidup. Lebih baik menunggu dengan sabar dari pada berbuat gegabah dan menyesal pada akhirnya.
Boleh minta tips bagaimana cara memutuskan baik2 yang tidak menyakitkan dan juga tidak menimbulkan rasa rindu ketika sudah berpisah?
BalasHapusHalo, maaf ya baru balas. Baru tau kalau ada komentar ini. Idemu baik sekali, nanti saya akan luangkan waktu untuk menulis tentang itu ya...
HapusHai noni, salam kenal ya..
BalasHapus- Tips Pria
- Tips Pria
- Tips Pria
- Tips Pria
- Tips Pria
- Tips Pria