Hai!
Sudah lama sekali aku tidak menulis di blog. Rindu rasanya
menulis isi hati dan pemikiranku di blog pribadi. Selamat tahun baru 2021 ya!
Aku tidak tahu siapa yang akan membaca artikel ini, tapi aku
harap kalian bisa mendapatkan sesuatu dari membaca tulisan ini yah.
Oke, mari kita mulai.
Pada bulan Mei tahun ini, akan menjadi tahun ke 4 aku
melayani di sebuah lembaga Kristen. Sebagian orang sudah tahu ceritanya,
bagaimana aku bisa memutuskan untuk melayani penuh waktu. Aku sempat menuliskan di sini dan membuat podcast tentang ini.
Semua karena anugerah Tuhan kalau aku boleh melayani hingga saat ini. Aku sungguh menikmatinya. Namun, bukan berarti aku tidak pernah mengalami kesulitan atau tantangan selama melayani. Seringkali aku berjuang untuk melawan kedaginganku, ingin sekali untuk menuntut hak, merasa layak tapi juga insecure secara bersamaan. Bingung kan? Hehehe. Rasanya, sungguh nano-nano.
Aku tahu, bahwa semua hal yang terjadi dalam hidupku adalah
proses Tuhan untuk aku menjadi semakin serupa seperti-Nya. Termasuk ketika aku
memutuskan untuk berkata YA pada panggilan Tuhan ini. Faktanya, Tuhan tidak
pernah meninggalkan aku sendiri. Meski aku mengecewakan-Nya dengan keputusan,
sikap, dan kata-kataku.
Saking merasa berdosanya, sempat aku merasa tidak layak
untuk mengerjakan panggilan hidup ini lagi. Aku merasa tidak cukup baik. Tidak
cukup kudus.
Tuhan menyadarkanku bahwa memang, sebenarnya tidak ada satu
pun yang layak. Bukankah semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan
kemuliaan Allah?
“Tapi mengapa harus
aku?” begitu tanyaku. Dengan cara yang bisa kupahami, Tuhan ingin
menyatakan kasih-Nya melalui aku manusia yang berdosa ini. Dia ingin menjadikan
aku saluran kasih-Nya.
Berbicara tentang mengasihi, terkadang aku merasa lelah. “Tuhan aku tidak sanggup lagi…” menghadapi
para remaja yang luar biasa ‘aktif’ dan beragam ini. Namun kasih Allah terhadap
mereka, membuatku terus melakukannya. Bagaimana mungkin menolak, ketika
hati-Nya telah diletakkan di hati manusia ini.
Entah ada berapa banyak malam aku lalui dengan deraian air
mata. Tertunduk di hadapan Tuhan bahkan dengan tidak bisa berkata apa-apa. Aku
yakin, Dia memahaminya. Betapa aku ingin untuk taat. Betapa aku ingin
menyenangkan hati-Nya.
Rasa frustasiku mencul ketika aku mulai mengandalkan diriku
sendiri dan menyalahkan diri dengan berlebihan ketika melakukan kesalahan. Aku
bahkan sulit memaafkan diriku sendiri.
Mungkin, ini lahir dari kesombonganku. Aku ingin bisa dan
berhasil dalam segala hal. Terutama dalam pekerjaan pelayanan ini. Sehingga aku
lupa, pada siapa seharusnya aku berserah dan untuk APA aku melakukannya.
Apakah aku pernah mengalami burn out?
Jujur, di bulan-bulan terakhir tahun 2020 merupakan bulan
terberat bagiku.
Aku belajar untuk mengatakan tidak. Aku belajar untuk
membuat keputusan bukan untuk menyenangkan orang lain. Aku belajar untuk
memberi istirahat bagi jiwaku. Aku belajar untuk mengasihi diriku, manusia
berdosa yang terlebih dulu dikasihi oleh Allah.
Kok dari tadi yang sedih melulu ya yang diceritain. Sekarang giliran cerita bahagia. Kapan aku benar-benar merasa bahagia?
Aku mengira, hal paling bahagia itu ketika melihat adik yang aku muridkan bisa bertumbuh dalam iman, mereka bisa melayani, bahkan memimpin orang lain melakukan PA, dan melakukan PI. Ya, itu semua memang membahagiakan tapi ternyata bukan itu yang paling.
Aku mendapati diriku paling bahagia ketika bisa mengalami kasih Allah di setiap momen. Bahkan momen paling terbawah dalam hidupku.
Ketika diri ini bisa sadar sepenuhnya bahwa Dia hadir dan mengasihi. Nyata bekerja dalam setiap kejadian itu.
Sesungguhnya kebahagiaan sejati adalah menyadari keberadaan Allah di sana.
Pada akhirnya, jika aku boleh tetap ada dan melayani, itu
bukan karena kuat dan hebatku.
Sungguh, itu semua karena Tuhan yang memberiku kekuatan
untuk melaluinya.
Bersyukur untuk setiap orang yang aku temui. Orang-orang
yang menjadi teman seperjalanan, memberiku pengajaran, menyatakan kasih Allah
kepadaku. Terima kasih.
Semoga, tahun ini kita bisa mengalami dan menyadari
kehadiran Tuhan di dalam setiap momen kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada saran atau kesan? Senang bisa berbagi pikiran :)