Aku telah beberapa kali menyukai laki-laki yang berbeda iman dan 2 kali berpacaran dengan mereka. Lingkungan sosialkulah yang membuatku sulit menghindar dari hubungan dengan laki-laki yang berbeda iman denganku. Aku bersekolah negeri sejak taman kanak-kanak hingga kuliah, mayoritas teman-temanku adalah muslim.
Dulu aku beranggapan bahwa tidak salah untuk jatuh cinta dengan mereka yang tidak mengenal Tuhan. Karena bukan salahku jika aku tumbuh besar di lingkungan seperti itu, kan? Aku tumbuh menjadi seorang remaja yang ingin menikmati rasanya dicintai dan mencintai, tidak ada yang bisa menghalangiku saat itu. (Baca cerita lengkapnya disini)
Hingga ketika aku berusia 17 tahun, aku mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Aku mengikuti sebuah retret yang akhirnya mengubah pola pikirku tentang bagaimana seharusnya aku hidup. Namun aku masih memiliki hubungan yang spesial dengan seseorang yang tidak mengenal Kristus.
Hubungan itu terus berlanjut selama 2 tahun. Tidak mudah untuk melepaskan seseorang yang waktu itu kuanggap sebagai cinta pertamaku. Namun seiring berjalannya waktu, Tuhan membentuk karakterku sedemikian rupa hingga membuatku mengerti bahwa hubungan itu tidak dapat berlanjut.
Aku mengerti bagaimana perasaan ketika jatuh cinta dengan mereka yang berbeda iman dan bagaimana sulitnya melupakan dia. Perasaan itu sungguh nyata, namun aku sadar bahwa aku tidak dapat pergi menuju kekekalan dengan terus memeliharanya.
Pertanyaan-pertanyaan di bawah inilah yang membantuku untuk merenung dan mengambil keputusan di dalam hubungan yang rumit itu. Jika kamu juga mengalami apa yang dulu pernah aku alami, semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantumu juga.