image from www.unsplash.com |
Bagaimana sih definisi yang tepat untuk menjelaskan tentang ‘orang
yang tepat’ itu?
Apakah orang yang membawa kita semakin dekat dengan Tuhan?
Tapi bukannya untuk dekat dengan Tuhan itu
sebenarnya adalah tanggung jawab kita masing-masing? ‘Orang yang tepat’ bukan
berperan sebagai orang tua rohani kita. Bukan. Karena jika begitu, pasti akan
ada yang berperan menjadi anak-anak. Dan seperti yang kita tau, anak-anak akan
tumbuh dewasa dan meninggalkan orang tuanya. Tidak dengan pasangan hidup. Pasangan
hidup bukan orang tua kita.
Aku setuju jika orang yang tepat
adalah orang yang mau diajak bersama-sama bertumbuh ke arah Tuhan, selama hidupnya.
Bayangkan seseorang yang akan selalu bersamamu. Seseorang yang
masakannya akan selalu kamu nikmati. Seseorang yang bau keringatnya akan selalu
kamu hirup. Seseorang yang akan kamu lihat dimana pun disekitar rumah.
Seseorang yang akan membesarkan anak-anak bersamamu. Seseorang yang bersamanya
kamu akan menua dan tinggal bersama meskipun tidak ada lagi romantisme dan bunga-bunga
asmara!
Orang yang tepat lebih dari sekedar orang yang mampu membuat
kita berbunga-bunga.
Orang yang tepat lebih dari sekedar orang yang mampu membuat
kita berdebar-debar.
Aku rasa, orang yang tepat itu seperti berlayar menggunakan perahu.
Perahu yang kita pilih untuk mengarungi lautan kehidupan
bersama.
Bagaimana pun kondisi perahu itu, jika ada kerusakan padanya,
kita akan bersabar dan memperbaikinya. Kita tidak akan memilih untuk
meninggalkan perahu itu, karena kita tau jika kita pergi meninggalkan perahu
itu kita akan tenggelam.
Temukanlah seseorang yang bersamanya kamu rela untuk lompat
ke dalam perahu. Seseorang yang memampukanmu untuk menanggung semua beban
kehidupan bersama. Seseorang yang memiliki arah tujuan yang sama. Misi kehidupan
yang sama.
Tidak ada perahu yang sempurna. Tapi akan selalu ada
seseorang yang rela melompat kedalam perahu dan mengarunginya bersamamu. Karena
kalian tau, berdua segala sesuatu akan berjalan lebih baik.
Pilihlah seorang pasangan hidup yang baik untukmu.
Bukan seseorang yang
baik untuk orang tuamu.
Bukan seseorang yang
baik untuk reputasimu.
Bukan seseorang yang
baik untuk rekening bankmu.
Tapi seseorang yang
baik untukmu.
Itu kutipan di instagram yang beberapa waktu lalu aku baca.
Kemudian aku merenung, lalu seseorang yang seperti apa yang
baik untukku, ya?
Aku sampai pada sebuah jawaban: aku tidak akan tau seperti
apa orang yang baik untukku jika aku tidak mengenal diriku sendiri.
Tidak setiap orang bisa mengenal dirinya sendiri. Begitupula
aku.
Aku masih belajar mengenal diriku sendiri dengan baik.
Aku masih belajar mengenal diriku sendiri dengan baik.
Ada banyak hal dalam diriku yang tidak bisa aku terima.
Namun, aku menyadari sekarang bahwa aku tidak akan pernah
tau, bagaimana yang baik bagiku sebelum aku mengenal dan menerima diriku
sendiri apa adanya.
Aku menerima masa laluku.
Aku menerima keluargaku.
Aku mengakui dan menerima segala dosaku dan bertobat.
Aku menerima segala ketidak sempurnaanku.
Aku menerima kemungkinan bahwa aku akan mengecewakan orang lain.
Aku menerima kemungkinan bahwa aku akan mengecewakan orang lain.
Dan pada akhirnya, setelah aku mengenal diriku apa adanya, aku menyadari bahwa Allah menerimaku seutuhnya.
Pada akhirnya aku menyadari bahwa kasih Allah yang tanpa syarat begitu besar
bagiku.
Aku akhirnya tau, bagaimana seharusnya orang yang tepat itu:
Orang yang memilih untuk mengasihiku seperti Allah
mengasihiku.
Orang yang mengasihiku karena dia tidak bisa tidak
melakukannya.
Orang yang mengasihiku tanpa syarat ‘hanya jika’ tetapi ‘meskipun’
semua yang ada padaku.
Seseorang yang rela untuk melompat dalam perahu dan
mengarungi lautan kehidupan bersamaku.
Seseorang yang menginginkanku.
Seseorang yang menunjukkannya dalam tindakan.
Para wanita, nantikanlah dengan setia, pria seperti itu
sungguh ada.
Para pria, temukanlah seorang wanita yang membuatmu rela
untuk melompat ke dalam perahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada saran atau kesan? Senang bisa berbagi pikiran :)