Hal pertama yang terlintas dibenak saya ketika menulis ini: Are
you serious? ini pasti akan nyindir beberapa orang.
Hal kedua: apa ini nggak lebih memperjelas status jomblomu
yang uda lama itu? nggak ada yang berani angkat tema ini kecuali mereka yang
sudah menikah atau yang ngejomblo.
Pada akhirnya saya menepis semua pemikiran diatas dan tetap menulis. Iya, mungkin akan ada beberapa yang tersinggung baca artikel ini sambil bilang
dalam hati “anak ini lagi ngomongin aku yah?”. Sikap merasa tersinggung itu
sebenar mengindikasikan ada kesalahan yang telah kita buat. Kenapa harus tersinggung jika sudah melakukan hal yang benar? Saya bersyukur jika saya tersinggung, karena dengan
itu saya tau bahwa ada hal yang tidak beres dalam diri saya yang perlu
diperbaiki. Jadi saya mau bilang, sini, sindir sayaaa… sindir sayaaaaaa… wkwkwk
Oke,
pertama apakah adalah hal yang wajar jika seorang
Kristen yang lahir baru bergonta-ganti pacar?
“Dan segala
sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya
itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa
kita.” Kolose 3:17
“Apa pun juga
yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia.” Kolose 3:23
Bukankah disitu ditulis segala sesuatu yang kamu katakan dan
kamu perbuat? Jika kita suka berkata-kata gombal, merayu disana-sini untuk setidaknya mendapatkan pacar,
apakah kita bisa melakukan itu dan nama Tuhan dimuliakan?
Apakah pacaran hanya supaya kita sama seperti orang kebanyakan yang
punya teman buat pergi ke bioskop, belanja, dan dinner? Ada beberapa orang yang
bahkan ga bisa jomblo barang sebulan, yang merasa ga aman kalo ga punya
gebetan, yang panik ngeliat teman kanan kirinya telponan sambil manggil sayang-sayang.
Hey, apakah kamu sendiri tidak pernah melakukannya? Pacaran
atau sejenisnya? (mungkin itu tanyamu dalam hati).
Dulu, sewaktu saya masih duduk dibangku SMA saya memang
berpacaran, bukan sama yang seiman pula. Saat itu, saya merasa itu adalah
cinta. Tapi percaya deh, semakin hubungan saya dekat dengan Kristus, saya
merasa nggak ada damai sejahtera karena hubungan itu. Saya sama sekali tidak
memiliki sukacita, meskipun pacar saya itu ganteng, baik, dan setia (sekarang
dia uda jadi pacar orang). Saya merasa sedih ketika terus menjalani hidup
seperti itu karena saya tau saya telah menyakiti hati Allah.
Apakah yang dirimu rasakan saat kamu tau sedang tidak mentaati Dia?
Jika kamu sudah bertemu dengan orang yang tepat dan sedang menjalin sebuah hubungan, beranilah berkomitmen untuk menjaganya
tetap kudus. Milikilah hubungan yang senantiasa memuliakan Allah.
Untuk mengakhiri tulisan ini,
Saya pernah mendengar sebuah statement dari seorang teman,
sama seperti ilmu ekonomi, semakin barang itu dimiliki banyak orang maka nilai
ekonominya rendah karena barang itu pasti murah. Barang yang mahal dan berharga
adalah barang yang hanya dibeli dan dimiliki satu orang. Semakin banyak orang
yang bisa memiliki/mendapat giliran untuk memacari kita, menunjukkan nilai kita
juga.
Guys, kita bukanlah barang, kita sangat berharga dari yang kita tau. Jangan bangga karena mantan
kalian banyak, karena nilai kita bukan berasal dari itu. Kita dinilai dari darah yang mahal, hidup kita adalah
milik Kristus sepenuhnya. Hanya, mau kah kita menjalani hidup sesuai dengan standar Allah?
Dia yang akan membawa kita kepada orang yang akan menjadi
pendamping hidup kita. Hiduplah selayaknya
putra dan putri Allah hidup.
“Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara
hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan
barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah
yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak
bernoda dan tak bercacat.” 1 Petrus 1:18-19
👏👏👏
BalasHapusMantap dek,
Di tunggu Tulisan berikutnya 👍
Terimakasih kak... :)
Hapus