“Bukankah omelan itu menyebalkan?” tanyaku pada gadis itu. Dia kemudian
terdiam dan menatap langit malam berharap menemukan setitik bintang. Kemudian dia
menggelengkan kepalanya dan berkata “Terkadang ketika aku melihat seorang ibu
bersama anaknya, aku berusaha mengingat ketika dulu ibuku masih ada.”
“Lalu kau berhasil mengingatnya?”
“Aku lupa, jika ingat mungkin aku tidak akan sesedih ini.” Katanya dengan
sendu.
“Akan jauh lebih baik jika kau lupa, kau tidak akan bersedih lagi.” Kataku
kemudian, yang hanya memperburuk suasana hatinya. Aku memperhatikan mata gadis
itu yang tak lepas menatap langit.
“Aku takut.” Suaranya memecahkan keheningan malam. Hujan turun semakin
deras diikuti suara guntur.